Pages

Monday, December 1, 2014

BLANSIR : Cara Mengawetkan sayur & buah makanan Bayi secara sehat dan alami


 Pengertian dari Blansir merupakan perlakuan pemanasan awal yang biasanya dilakukan pada bahan nabati segar sebelum proses pembekuan, pengeringan atau pengalengan. Secara umum tujuan blansir adalah:
  1. Menginaktivasi ataupun merusak enzim untuk menghindari terjadinya perubahan yang tidak diinginkan,
  2. Mempertahankan maupun memperbaiki warna dan kenampakan,
  3. Mengurangi kandungan mikroba,
  4. Memperlunak jaringan sehingga mempermudah proses berikutnya,
  5. Mengeluarkan gas-gas seluler dari jaringan sehingga mengurangi terjadinya korosi, 6. Memperbaiki tekstur, terutama untuk bahan yang dikeringkan.

Pada proses pembekuan dan pengeringan, blansir dilakukan untuk menghentikan aktivitas enzim-enzim yang merusak mutu produk olahan yang dihasilkan. Sebagai contoh, enzim polifenol oksidase mengoksidasi komponen fenolik dan menyebabkan pembentukan pigmen coklat dipermukaan buah dan sayur. Pencoklatan ini tidak hanya merusak warna, tetapi juga menyebabkan terjadinya penyimpangan flavor dan penurunan mutu nutrisi buah dan sayur.

Proses blansir juga membantu membersihkan bahan dan mengurangi jumlah mikroba awal, terutama yang ada di permukaan bahan. Pada sayuran daun, proses blansir dapat mereduksi jumlah bakteri mesofilik lebih dari 103 koloni/gram, tanpa menambahkan perlakuan kimiawi.

Blansir untuk sayuran biasanya dilakukan dengan menggunakan air panas atau steam sementara blansir buah dilakukan dengan menggunakan larutan kalsium. Penggunaan larutan kalsium, bertujuan untuk mempertahankan tekstur buah melalui pembentukan kalsium pektat. Pengental seperti pektin, karboksimetil selulose dan alginat juga dapat digunakan untuk membantu mempertahankan tekstur buah agar tetap tegar setelah proses blansir.

Berapa lama proses blansir yang dibutuhkan untuk inaktivasi enzim, sangat tergantung pada jenis bahan yang diblansir, metode blansir yang digunakan, ukuran bahan dan suhu media pemanas yang digunakan.

Waktu blansir yang direkomendasikan atau yang optimal penting untuk dipatuhi. Proses blansir yang berlebihan akan menyebabkan produk menjadi masak dan kehilangan flavor, warna dan komponen nutrisi karena komponen-komponen tersebut rusak atau terlarut kedalam media pemanas (pada proses blansir dengan air panas atau steam). Sebaliknya, waktu blansir yang tidak cukup akan mendorong meningkatnya aktivitas enzim perusak dan menyebabkan kerusakan mutu produk yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak diblansir.
Contoh: Brokoli, 2-3 Menit; Jagung, 2-3 menit; Pea, 1-2 menit; bayam 1-2 menit; Pea, 1-12 menit, beet ukuran kecil utuh, 3-5 menit; beet potong dadu, 3 menit.

Setelah blansir dilakukan Proses pendinginan, tujuannya untuk menghentikan proses pemasakan, mencegah pelunakan jaringan yang berlebihan sekaligus juga berfungsi sebagai proses pencucian setelah blansir. Pendinginan dilakukan segera setelah blansir. Bahan dicemplungkan ke dalam air es selama beberapa waktu, biasanya sama dengan lamanya waktu yang digunakan untuk blansir. Waktu pendinginan juga tidak boleh terlalu lama, karena akan menyebabkan meningkatnya kehilangan komponen larut air karena lisis kedalam air pendingin. Setelah itu tiriskan sayuran dari air & bahan makanan dapat dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam wadah sesuai dengan porsi yang diinginkan.

Langkah selanjutnya, pengemasan. Untuk pengemasan terdapat dua cara yaitu kemasan kering (Dry Pack) dan kemasan pada rak lemari pendingin (Tray Pack). Untuk kemasan kering, sayuran yang telah melalui proses blansir lalu dimasukan ke dalam kantung pembeku (freezer back) ukuran sekali pakai atau wadah berukuran kecil bertutup rapat. Ukuran kecil dipilih, karena jika berukuran besar maka sayuran akan membeku menjadi satu hingga sulit dipisahkan. Buang udara yang tersisa dalam kemasan. Sisakan ruang bagi sayuran untuk memuai. Kondisi ini, tidak berlaku pada sayuran brokoli, asparagus dan kembang kol.

Untuk sayuran yang diletakan pada rak lemari pendingin, terlebih dahulu ditiriskan sayuran yang sudah diblansir di atas wadah datar, usahakan jangan menumpuk. Bekukan di dalam lemari pendingin, pindahkan dan masukan ke dalam kantung plastik atau wadah bertutup ketat dan segera simpan kembali di lemari pembeku. Kelebihan cara ini, sayuran tidak akan menumpuk menjadi satu. Sayuran tetap utuh satu sama lain sehingga jika diperlukan anda mudah mengambilnya. Beri label dan tanggal pembekuan pada kemasan makanan yang dibekukan. Meski begitu, pembekuan sayur relatif lama akan berakibat menurunnya kualitas sayuran. Oleh karena itu perkirakan waktu belanja dan kemungkinan habis.

Untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan waktu blansir yang optimum, biasanya aku berpatokan pada tingkat kecerahan warna bahan makanan yang diblansir. Misalnya pada bayam sampai muncul warna hijau yang cerah, dan lama proses pendinginannya sesuai dengan lama proses pemasakannya.

Pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana dengan kandungan nutrisi setelah dilakukan proses blansir ini? Pada dasarnya setiap perlakuan yang kita lakukan pada bahan makanan dapat mempengaruhi kandungan nutrisi maupun enzim2 didalamnya. Demikian juga dengan proses blansir ini, Blansir dapat menyebabkan kerugian pada bahan, yaitu kehilangan zat gizi yang larut dalam air dan peka terhadap panas, menghambat proses pengeringan bahan-bahan yang mengandung pati, menyebabkan kerusakan tekstur bila waktu blansir terlalu lama. Akan tetapi, tanpa blansir pun Sayuran & Buah akan mengalami penurunan kualitas krn aktivitas enzim2 yang sudah dijelaskan diatas. Untuk mengatasinya dapat dipilih metode blansir dengan cara Steam Blansir (kukus), terutama pada sayuran yang tinggi kandungan vitamin C-nya. Karena pada proses ini pelarutan zat nutrisi yang disebabkan karena bahan yang tidak tahan terhadap panas dan mudah larut dalam air dapat dikurangi. (Beberapa sumber menyatakan steam blansir adalah metode blansir yang paling optimal).


Sumber : ELVIRA SYAMSIR. Staf Pengajar Dept. Ilmu & Teknologi Pangan, IPB)

Saturday, November 1, 2014

SUPER MOMMY!


Gambar diambil dari om google



Saya udah lama loh cari buku ini, 'SUPER MOMMY' karangan Dra. Eni Setiati yang lagi nge-hits di twitter land. Direkomen banget sama beberapa teman – teman yang 'newbie mom' kayak saya.. cuma di cari-cari di gramedia dan toko buku lainnya kok udh ngga ada lagi ya..


Akhirnya seperti biasa, Om Google menjadi solusi yang paling bisa diandalkan dan saya nemu ringkasan buku yang sudah dibaca oleh Mona Ratuliu dan dishare di twitter nya .. senaaaaanng bangett..
nah, karna berbagi itu indah  maka saya share juga ya diblog inih..  mari kita simak ringkasannya yukss  ..

1. Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya…

2. Ibu memiliki pngaruh yg sgt besar, ia berperan sbg INSPIRATOR dan STIMULATOR…

3. Dpt disimpulkan bahwa ibu merupakan kunci dari maju atau mundurnya suatu generasi…

4. Saatnya kini mjadi ibu yg cerdas, utk mendukung sukses anak2 kita…

5. Seorang ibu dituntut mmiliki 3 kecerdasan: kecerdasan spiritual, emosional, intelektual…

6.Kecerdasan spiritual yg dpt menciptakan anggota keluarga menjadi berahlak mulia.

7. Kecerdasan emosi berhubungn dgk kemampuan utk menerima, menilai, mengelola serta mengontrol  emosi dirinya n org disekitar.

8. Kecerdasan intelektual bhubungan dgn proses kognitif spt bfikir, menilai/mempertimbangkan sesuatu, strategi pemecahan masalah dgn logika.

9. Utk melengkapi 3 kecerdasan ini, mommy memang hrs menambah ilmu dr mbaca buku, browsing internet, atau mengikuti seminar .

10. Bg ibu bekerja, pantang membayar rasa bersalah atas waktu yg sedikit pada anak dgn kemanjaan dlm bentuk byk hadiah..

11. Melimpahkan byk hadiah mahal hanya akan mbuat anak cenderung manja n tdk mandiri.. Anak jd tdk bisa mengatasi persoalan hidupnya sendiri.

12. Mendidik anak dgn emosi membuat anak mjadi pemberontak, pemarah dan kasar thad orang tua.

13. Ibu yg sabar, telaten, lemah lembut namun tegas dan menyenangkan justru membuat anak patuh krn anak kagum thd ibunya.

14.Komunikasi sehat dgn anak sgt penting! Krn umumnya anak lbh tenang mhadapi masalah setelah bicara dgn ibunya.

15. Ciptakan komunikasi yg menyenangkan. Ex: merapihkan buku bersama smbil bercanda… Bukan menyuruh dgn membentak..

16. Saking repotnya ibu sering mengelak atau menghindar ketika anak butuh seorang pendengar keluh kesahnya.. Jadilah pdengar yg baik. :)

17. Luangkanlah sedikit waktu kita utk mendengar celoteh anak atau keluh kesah mereka…

18. Mendidik anak dgn kasih sayang membuat anak tumbuh menjadi pribadi yg kuat dan matang.

19. Ajari anak mandiri. Biarkan mereka belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Ini kunci kemandirian anak dimasa depan.

20. Beri dukungan penuh pada anak.. Dukung bakat positifnya, support mereka utk meraih sukses.

21. Tumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Agar dpt hidup mandiri n kuat dlm bertahan menjalani hidupnya dimasa depan.

22. Beri kesempatan anak mengeluarkan pendapat. Dengarkan, dan hargai pendapatnya.

23. Kesuksesan seorang ibu diukur dr kmampuannya mcetak generasi penerus yg brilian, luarbiasa dan berguna bg org byk.

24. Org tua berperan penting dalam membangun harga diri anaknya.. Tanpa disadari seringkali kita merusak harga diri anak, mbuat anak minder.  Misalnya dgn, ” gimana sih kamu! Pake baju gak bener amat! Sini mama betulin!”| ” ih, masa pelajaran matematika kalah sama cindy!”

25. Tanpa disadari ortu sering mengucapkan kata2 yg menjatuhkan rasa percaya diri anak sehingga mematahkan keyakinan anak .

27. Berilah anak pujian. Namum pujian berlebihan mbuat anak over confidence.. Sehingga sulit menerima masukan dr org lain.

28. Jawablah pertanyaan anak dgn antusias.. Anak mrasa dihargai n mendorong anak PD utk bertanya lg..

29. Libatkan anak dlm pengambilan keputusan dirumah. Misal: memilih menu makanan. Membiasakan anak utk mengutarakan pendptnya.

30. Libatkan anak dlm kegiatan extrakulikuler agar lbh PD sekaligus perbanyak berinteraksi dgn org lain..

31. Motivasi anak utk sukses. Dpt dilakukan sejak kecil mjelang tidur. Tanamkan dlm alam bwh sadar agar mnyerap sempurna informasi berkualitas.

32. Komunikasi= ucapan + bahasa tubuh. Dengan raut wajah yg menyenangkan membuat komunikasi lbh menyenangkan.

33. Komunikasi = ucapan+aktivitas. Lebih efektif mencontohkan lgsg berprilaku baik, daripada menyuruh smbl marah.

34. komunikasi = ucapan+waktu yg tepat menyampaikannya. Suntik informasi saat santai atau saat bermain. Karena pada saat suasana santai sianak akan merasa nyaman, sehingga apa yang ingin disampaikan terserap lbh sempurna.

35. Jgn jadikan anak robot yg harus patuh pada keinginan anda. Beri kebebasan utk mengekspresikan keinginannya

36. Menuju thn 2021 anak akan dihadapkan pd persaingan yg ketat. Persiapkan anak anda mencapai suksesnya.. Dimulai sjk dini.. Dari rumah..

37. Jgn lupa! Dgn kasih sayang dan dgn cara menyenangkan… AYO… Kita bisa!!! (ˆˆ)


Seneng bgt deh dapat info parenting ini dan senang juga bisa berbagi buat bunda – bunda yang lain, semoga kita diberi kekuatan mempersiapkan generasi di masa depan yang cerdas, berguna bagi sesamanya, berbudi pekerti luhur dan berahklak yang baik .. AMIN.

Salam dari Admin,
Debora
www.ibukerjadarirumah.com




Memanusiakan Anak Kita

Tulisan dibawah ini, bukan milik saya. Tetapi saya terinspirasi menjadikan tulisan ini menjadi acuan bagaimana kedepannya saya akan mendidik dan memperlakukan anak saya, begitupun dengan suami saya. Menjadi orangtua itu tidak mudah. Harus belajar setiap hari dari apa saja, karena tidak ada sekolah formalnya, Dan saya belajar dari tulisan ini. 
Semoga bisa menginspirasi orangtua yang lain dalam mendidik anaknya. 
Cek out this treasure ..
Aku Ingin Ibuku Memanggilku….

boyTahun 2002 yang lalu saya harus mondar-mandir ke SD Budi Mulia Bogor. Anak sulung kami yang bernama Dika, duduk di kelas 4 di SD itu. Waktu itu saya memang harus berurusan dengan wali kelas dan kepala sekolah.
Pasalnya menurut observasi wali kelas dan kepala sekolah, Dika yang duduk di kelas unggulan, tempat penggemblengan anak-anak berprestasi itu, waktu itu justru tercatat sebagai anak yang bermasalah.
Saat saya tanyakan apa masalah Dika, guru dan kepala sekolah justru menanyakan apa yang terjadi di rumah sehingga anak tersebut selalu murung dan menghabiskan sebagian besar waktu belajar di kelas hanya untuk melamun.
Prestasinya kian lama kian merosot. Dengan lemah lembut saya tanyakan kepada Dika “Apa yang kamu inginkan ?” Dika hanya menggeleng.
“Kamu ingin ibu bersikap seperti apa ?” tanya saya
“Biasa-biasa saja” jawab Dika singkat.
Beberapa kali saya berdiskusi dengan wali kelas dan kepala sekolah untuk mencari pemecahannya, namun sudah sekian lama tak ada kemajuan. Akhirnya kamipun sepakat untuk meminta bantuan seorang psikolog.
Suatu pagi, atas seijin kepala sekolah, Dika meninggalkan sekolah untuk menjalani test IQ. Tanpa persiapan apapun, Dika menyelesaikan soal demi soal dalam hitungan menit.
Beberapa saat kemudian, Psikolog yang tampil bersahaja namun penuh keramahan itu segera memberitahukan hasil testnya.
Angka kecerdasan rata – rata anak saya mencapai 147 (Sangat Cerdas) dimana skor untuk aspek – aspek kemapuan pemahaman ruang, abstraksi, bahasa, ilmu pasti, penalaran, ketelitian dan kecepatan berkisar pada angka 140 – 160.
Ada satu kejanggalan, yaitu skor untuk kemampuan verbalnya tidak lebih dari 115 (Rata-Rata Cerdas).
Perbedaan yang mencolok pada 2 tingkat kecerdasan yang berbeda itulah yang menurut Psikolog, perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut. Oleh sebab itu Psikolog itu dengan santun menyarankan saya untuk mengantar Dika kembali ke tempat itu seminggu lagi. Menurutnya Dika perlu menjalani test kepribadian.
Suatu sore, saya menyempatkan diri mengantar Dika kembali mengikuti serangkaian test kepribadian.Melalui interview dan test tertulis yang dilakukan, setidaknya Psikolog itu telah menarik benang merah yang menurutnya menjadi salah satu atau beberapa faktor penghambat kemampuan verbal Dika. Setidaknya saya bisa membaca jeritan hati kecil Dika. Jawaban yang jujur dari hati Dika yang paling dalam itu membuat saya berkaca diri, melihat wajah seorang ibu yang masih jauh dari ideal.
Ketika Psikolog itu menuliskan pertanyaan “Aku ingin ibuku :….”
Dikapun menjawab : “membiarkan aku bermain sesuka hatiku, sebentar saja”
Dengan beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa selama ini saya kurang memberi kesempatan kepada Dika untuk bermain bebas. Waktu itu saya berpikir bahwa banyak ragam permainan-permainan edukatif sehingga saya merasa perlu menjawalkan kapan waktunya menggambar, kapan waktunya bermain puzzle, kapan waktunya bermain basket, kapan waktunya membaca buku cerita, kapan waktunya main game di computer dan sebagainya.
Waktu itu saya berpikir bahwa demi kebaikan dan demi masa depannya, Dika perlu menikmati permainan-permainan secara merata di sela-sela waktu luangnya yang memang tinggal sedikit karena sebagian besar telah dihabiskan untuk sekolah dan mengikuti berbagai kursus di luar sekolah. Saya selalu pusing memikirkan jadwal kegiatan Dika yang begitu rumit.
Tetapi ternyata permintaan Dika hanya sederhana : diberi kebebasan bermain sesuka hatinya, menikmati masa kanak-kanaknya.
Ketika Psikolog menyodorkan kertas bertuliskan “Aku ingin Ayahku …”
Dikapun menjawab dengan kalimat yang berantakan namun kira-kira artinya “Aku ingin ayahku melakukan apa saja seperti dia menuntutku melakukan sesuatu”
Melalui beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa Dika tidak mau diajari atau disuruh, apalagi diperintah untuk melakukan ini dan itu. Ia hanya ingin melihat ayahnya melakukan apa saja setiap hari, seperti apa yang diperintahkan kepada Dika.
Dika ingin ayahnya bangun pagi-pagi kemudian membereskan tempat tidurnya sendiri, makan dan minum tanpa harus dilayani orang lain, menonton TV secukupnya, merapikan sendiri koran yang habis dibacanya dan tidur tepat waktu. Sederhana memang, tetapi hal-hal seperti itu justru sulit dilakukan oleh kebanyakan orang tua.
Ketika Psikolog mengajukan pertanyaan “Aku ingin ibuku tidak …”
Maka Dika menjawab “Menganggapku seperti dirinya”
Dalam banyak hal saya merasa bahwa pengalaman hidup saya yang suka bekerja keras, disiplin, hemat, gigih untuk mencapai sesuatu yang saya inginkan itu merupakan sikap yang paling baik dan bijaksana. Hampir-hampir saya ingin menjadikan Dika persis seperti diri saya. Saya dan banyak orang tua lainnya seringkali ingin menjadikan anak sebagai foto copy diri kita atau bahkan beranggapan bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk sachet kecil.
Ketika Psikolog memberikan pertanyaan “Aku ingin ayahku tidak : ..”
Dikapun menjawab “Tidak mempersalahkan aku di depan orang lain. Tidak mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan kecil yang aku buat adalah dosa”
Tanpa disadari, orang tua sering menuntut anak untuk selalu bersikap dan bertindak benar, hingga hampir-hampir tak memberi tempat kepadanya untuk berbuat kesalahan. Bila orang tua menganggap bahwa setiap kesalahan adalah dosa yang harus diganjar dengan hukuman, maka anakpun akan memilih untuk berbohong dan tidak mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya dengan jujur. Kesulitan baru akan muncul karena orang tua tidak tahu kesalahan apa yang telah dibuat anak, sehingga tidak tahu tindakan apa yang harus kami lakukan untuk mencegah atau menghentikannya.
Saya menjadi sadar bahwa ada kalanya anak-anak perlu diberi kesempatan untuk berbuat salah, kemudian iapun bisa belajar dari kesalahannya. Konsekuensi dari sikap dan tindakannya yang salah adakalanya bisa menjadi pelajaran berharga supaya di waktu-waktu mendatang tidak membuat kesalahan yang serupa.
Ketika Psikolog itu menuliskan “Aku ingin ibuku berbicara tentang …..”
Dikapun menjawab “Berbicara tentang hal-hal yang penting saja”.
Saya cukup kaget karena waktu itu saya justru menggunakan kesempatan yang sangat sempit, sekembalinya dari kantor untuk membahas hal-hal yang menurut saya penting, seperti menanyakan pelajaran dan PR yang diberikan gurunya. Namun ternyata hal-hal yang menurut saya penting, bukanlah sesuatu yang penting untuk anak saya.
Dengan jawabab Dika yang polos dan jujur itu saya dingatkan bahwa kecerdasan tidak lebih penting dari pada hikmat dan pengenalan akan Tuhan. Pengajaran tentang kasih tidak kalah pentingnya dengan ilmu pengetahuan.
Atas pertanyaan “Aku ingin ayahku berbicara tentang …..”,
Dikapun menuliskan “Aku ingin ayahku berbicara tentang kesalahan kesalahannya. Aku ingin ayahku tidak selalu merasa benar, paling hebat dan tidak pernah berbuat salah. Aku ingin ayahku mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepadaku”.
Memang dalam banyak hal, orang tua berbuat benar tetapi sebagai manusia, orang tua tak luput dari kesalahan. Keinginan Dika sebenarnya sederhana, yaitu ingin orang tuanya sportif, mau mengakui kesalahnya dan kalau perlu meminta maaf atas kesalahannya, seperti apa yang diajarkan orang tua kepadanya.
Ketika Psikolog menyodorkan tulisan “Aku ingin ibuku setiap hari ……..”
Dika berpikir sejenak, kemudian mencoretkan penanya dengan lancar ” Aku ingin ibuku mencium dan memelukku erat-erat seperti ia mencium dan memeluk adikku”
Memang adakalanya saya berpikir bahwa Dika yang hampir setinggi saya sudah tidak pantas lagi dipeluk-peluk, apalagi dicium-cium. Ternyata saya salah, pelukan hangat dan ciuman sayang seorang ibu tetap dibutuhkan supaya hari-harinya terasa lebih indah. Waktu itu saya tidak menyadari bahwa perlakukan orang tua yang tidak sama kepada anak-anaknya seringkali oleh anak-anak diterjemahkan sebagai tindakan yang tidak adil atau pilih kasih.
Secarik kertas yang berisi pertanyaan “Aku ingin ayahku setiap hari…..”
Dika menuliskan sebuah kata tepat di atas titik-titik dengan satu kata “tersenyum”
Sederhana memang, tetapi seringkali seorang ayah merasa perlu menahan senyumannya demi mempertahankan wibawanya. Padahal kenyataannya senyuman tulus seorang ayah sedikitpun tidak akan melunturkan wibawanya, tetapi justru bisa menambah simpati dan energi bagi anak-anak dalam melakukan segala sesuatu seperti yang ia lihat dari ayahnya setiap hari.
Ketika Psikolog memberikan kertas yang bertuliskan “Aku ingin ibuku memanggilku….” Dikapun menuliskan “Aku ingin ibuku memanggilku dengan nama yang bagus”
Saya tersentak sekali ! Memang sebelum ia lahir kami telah memilih nama yang paling bagus dan penuh arti, yaitu Judika Ekaristi Kurniawan. Namun sayang, tanpa sadar, saya selalu memanggilnya dengan sebutan Nang atau Le. Nang dalam Bahasa Jawa diambil dari kata “Lanang” yang berarti laki-laki. Sedangkan Le dari kata “Tole”, kependekan dari kata “Kontole” yang berarti alat kelamin laki-laki.
Waktu itu saya merasa bahwa panggilan tersebut wajar-wajar saja, karena hal itu merupakan sesuatu yang lumrah di kalangan masyarakat Jawa.
Ketika Psikolog menyodorkan tulisan yang berbunyi “Aku ingin ayahku memanggilku ..”
Dika hanya menuliskan 2 kata saja, yaitu “Nama Asli”.
Selama ini suami saya memang memanggil Dika dengan sebutan “Paijo” karena sehari-hari Dika berbicara dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Sunda dengan logat Jawa medok. “Persis Paijo, tukang sayur keliling” kata suami saya.
Atas jawaban-jawaban Dika yang polos dan jujur itu, saya menjadi malu karena selama ini saya bekerja di sebuah lembaga yang membela dan memperjuangkan hak-hak anak.
Kepada banyak orang saya kampanyekan pentingnya penghormatan hak-hak anak sesuai dengan Konvensi Hak-Hak Anak Sedunia. Kepada khalayak ramai saya bagikan poster bertuliskan “To Respect Child Rights is an Obligation, not a Choice” sebuah seruan yang mengingatkan bahwa “Menghormati Hak Anak adalah Kewajiban, bukan Pilihan”. Tanpa saya sadari, saya telah melanggar hak anak saya karena telah memanggilnya dengan panggilan yang tidak hormat dan bermartabat.
Dalam diamnya anak, dalam senyum anak yang polos dan dalam tingkah polah anak yang membuat orang tua kadang-kadang bangga dan juga kadang-kadang jengkel, ternyata ada banyak Pesan Yang Tak Terucapkan.
Seandainya semua ayah mengasihi anak-anaknya, maka tidak ada satupun anak yang kecewa atau marah kepada ayahnya. Anak-anak memang harus diajarkan untuk menghormati ayah dan ibunya, tetapi para ayah (orang tua) tidak boleh membangkitkan amarah di dalam hati anak-anaknya. Para ayah harus mendidik anaknya di dalam ajaran dan nasehat ALLAH.
Untuk menyambut Peringatan Hari Anak Nasional Tanggal 23 Juli, saya ingin mengingatkan kembali kepada para orang tua supaya selalu berpikir, bersikap dan melakukan hal-hal yang dikehendaki ALLAH.
(Ditulis oleh : Lesminingtyas)

Thursday, October 30, 2014

PRO KONTRA IKAN SEBAGAI MPASI

Tulisan diambil dari Bayibubu.com

Apakah Ikan Baik Untuk Bayi?

Tentu saja kita semua sudah tau pentingnya diet seimbang termasuk fiber, sayuran, buah dan protein sehat bagi pertumbuhan sang buah hati. Tapi ketika berurusan dengan makanan bayi, 1 hal yang saya sadari tidak ada didalam diet mereka adalah – ikan. Orang tua tidak berpikir bahwa ikan termasuk dalam category “baby food”

Selama bertahun-tahun saya terus mempelajari keuntungan dari Omega-3 dan asam lemak, nutrisi esensial yang dapat kita temukan dalam seafood. Perkembangan studi-studi terbaru semakin menyoroti kontribusi mereka untuk perkembangan otak bayi & balita. Saya pun menjadi semakin yakin bahwa kandungan Omega-3 itu bagus dan baik untuk perkembangan otak, maupun bagian lainnya dalam tubuh hingga sampai ke kulit. 

Namun bagi kebanyakan orang tua, sepertinya belum yakin untuk memberikan bayi mereka ikan, yang dimana memiliki sumber DHA terbanyak dan tipe asam lemak Omega-3 yang terbaik bagi anak-anak.

FAKTA IKAN

Keuntungan yang didapat dari makan ikan:

Membuat bayi Anda bertambah pintar. Pada awal tahun 80 dan 90, research awal membuktikan bahwa anak yang menerima formula DHA menjadi lebih unggul dalam perkembangan kognitif. Sehingga pada tahun 2001, DHA mulai diturut sertakan dalam formula bayi. Sejak itu, bukti-bukti lain semakin menguat dan mendukung formula DHA. Pada tahun 2003, sebuah riset membuktikan bahwa ibu yang meminum supplemen omega-3 selama kehamilannya menambahkan kemampuan kognitif anaknya pada umur 4 tahun. Di tahun 2005, studi lain membuktikan bahwa anak sekolah yang diberi Omega-3 menunjukan peningkatan dalam hasil membaca dan spelling nya. Karena perkembangan otak anak sedang berada dalam tahap yang sangat pesat selama 1 tahun pertamanya, menyelipkan DHA dalam dietnya adalah saat yang sangat tepat. 

Menambah fokus. Studi lain juga membuktikan bahwa ibu yang mempunyai kandungan DHA yang lebih tinggi didalam darahnya menunjukan bahwa anaknya lebih bisa menjaga fokus untuk sesuatu barang dibandingkan dengan ibu yang memiliki kadar DHA lebih rendah dalam darahnya.

Meningkatkan pengelihatan. DHA juga terbukti dapat menajamkan pengelihatan untuk balita.

Meningkatkan mood. Riset juga membuktikan ibu yang meminum DHA pada saat kehamilannya menunjukan mood yang lebih stabil dan mengalami depresi yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak. Mengapa demikian? Karena Omega-3 dapat meningkatkan hormon ‘bahagia’ seperti dopamine dan serotonin didalam otak kita.

Meningkatkan immunitas. Selain itu asam lemak yang hebat ini juga dapat meningkatkan immunitas. Studi lain membuktikan bahwa anak yang meminum supplemen ini mempunyai level protein yang lebih tinggi yang adalah kunci untuk kekebalan tubuh yang sehat daripada anak yang hanya meminum susu formula biasa / susu sapi.

Mencegah eksim (eczema). Omega-3 dapat mengurangi peradangan di seluruh bagian tubuh, termasuk kulit. Menurut sebuah studi di Swedia, dengan memberikan sedikit potongan salmon atau tuna untuk bayi Anda sebelum 9 bulan dapat membantu untuk melindungi dirinya dari alergi kulit.

PERTANYAAN SEPUTAR IKAN 

Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan oleh orang tua:

Kapan waktu yang tepat saya dapat memberi anak saya makan ikan?
Selain jenis kerang-kerangan, Anda dapat mulai memberi anak Anda makan ikan yang di puree (blender halus) atau di mashed pada sekitar umur 6 bulan dan saat dia sudah siap untuk menerima makanan padat. Meskipun ikan nampaknya seperti makanan orang dewasa, tapi ikan sangat baik untuk disajikan bagi bayi Anda. Cobalah resep Tomato Tuna Pasta Pure dari dapur bayibubu disini.

Jenis ikan apa yang terbaik untuk disajikan? 
Ikan yang mengandung banyak lemak seperti tuna, sardin, halibut dan salmon adalah sumber terbaik untuk Omega-3 yang sehat. Tapi karena sardin, halibut dan tuna mengandung lebih banyak mercury, salmon menjadi pilihan terbaik untuk menjadi sumber DHA bagi anak Anda. Namun selain itu, hampir semua jenis ikan mengandung Omega-3, jadi cobalah berikan bayi Anda berbagai macam jenis ikan yang rendah kandungan mercury-nya.

Jenis seafood apa yang harus dihindari? 
Beberapa ikan mengandung banyak mercury dan jenis polutan lainnya. Tentu saja jenis-jenis ikan yang berada dalam category “high mercury” harus dihindari. Periksakan ke bagian kesehatan untuk jenis ikan yang mengandung lebih sedikit mercury dan cobalah untuk memberinya ikan yang memiliki paling sedikit / tidak mengandung mercury meskipun balita dapat makan hingga 3 ons ikan yang tergolong dalam “moderate mercury” (dewasa dapat menerima 6 ons). Selain itu jenis kerang-kerangan juga dapat memberikan reaksi alergi, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter untuk kapan waktu yang tepat. 

Apakah Omega-3 satu-satunya nutrisi yang bisa didapat dari ikan? 
Memang Omega-3 adalah nutrisi yang paling menonjol, tapi selain itu ikan juga merupakan sumber protein dan vitamin D yang dapat membantu pertumbuhan tulang dan gigi. 

Berapa banyak DHA yang dibutuhkan bayi saya? 
Bayi dapat menerima sekitar 300 milligram DHA perharinya, yang dimana setengahnya mereka bisa dapatkan dari ASI ataupun susu formula yang diperkaya DHA. Setelah dia bisa menerima makanan padat, sajikan dia 2 ons salmon setiap minggunya. Dan setelah dia lepas dari ASI / susu formula, gandakan porsi salmon mejadi 6 – 7 ons perminggunya. Apabila anak Anda menolak / susah untuk makan jumlah sebanyak itu, cobalah untuk menggantikannya dengan vitamin yang berbentuk cairan yang direkomendasikan oleh dokter Anda. 

Saya sedang hamil / menyusui. Apakah saya perlu makan banyak ikan? 
Anda harus berhati-hati untuk tidak mengkonsumsi terlalu banyak mercury selagi Anda juga ingin memenuhi kebutuhan nutrisi DHA Anda. Anda dapat menggantikannya dengan vitamin kehamilan yang mengandung DHA. Cobalah untuk meminum paling tidak 300 milligram perharinya. Sebagai perbandingan, 6 ons ikan salmon mengandung sekitar 2000 milligram DHA. 

Susah untuk membuat anak Anda makan ikan? cobalah tips-tips bubu di dalam artikel 6 Cara untuk Mendukung Anak Mau Makan Ikan.

REVIEW DEBY :
Pemberian ikan pada mpasi bayi memang masih menjadi perdebatan. Namun saat membaca artikel ini, saya sendiri merasa manfaat ikan jauh lebih besar dan sangat sayang sekali apabila golden age bayi kita terlewatkan tanpa asupan Omega-3 dan DHA yang saat ini masih banyak terdapat pada ikan. Setelah mendapat pencerahan ini, saya pun menambahkan sepotong salmon sebesar ibu jari setiap hari kedalam bubur bayi saya. 
Jadi, kembali kepada diri sendiri ya moms, apabila merasa memberikan ikan seperti Salmon, Tuna membawa kebaikan buat bayi kita tidak apa apa untuk diberikan sesuai dengan porsinya. 

Salam,
Deby


Friday, September 5, 2014

BAGAIMANA DENGAN DAGING SAPI UNTUK MP-ASI AWAL (USIA 6-7 BULAN)

Tulisan ini diambil dari Blog Wied Harry, Pakar FC di Indonesia. 

Pertanyaan spt ini beberapa kali diajukan pd saya “Pak Wied, mana lebih baik diberikan duluan pd bayi: buah2an segar atau daging sapi? Krn saya dipaksa memberikan daging, katanya agar bayi saya tidak kekurangan zat besi.” 
Menurut saya, yg terbaik di masa MP-ASI awal adalah makanan mudah cerna, semudah tubuh bayi kita mencerna ASI. Jadi, yg saya sarankan adalah buah2an segar tertentu (suhu ruang) – tanpa tambahan apa pun. Daging -selalu terdapat bersama lemak jenuh (invisible fat)- mengandung protein sulit cerna, apalagi ketambahan lemak. Jangankan untuk bayi masa awal MP-ASI (yg sistem cernanya belum berkembang secanggih orang dewasa), dlm sistem cerna orang dewasa pun daging sapi lama/sulit dicerna. 
Tabel lama waktu cerna makanan (dikonsumsi tunggal):
* Jus buah/sayuran: 20-30 menit
* Buah potong/sayuran: 30-45 menit
* Pati (nasi, umbi2an, dll): 2-3 jam
* Polong2an (kacang merah, kacang hijau, dll): 3-4 jam
* Daging sapi, daging unggas: 3-4 jam (tergantung kandungan lemak)
* Seafood: 6 jam
* Mixed meal (pati + protein hewani + sayuran): 8-11 jam atau lebih
Jika demi alasan untuk menghindari bayi defisiensi (kekurangan) zat besi, sesungguhnya ada cara lain bisa ditempuh, yg lebih aman untuk bayi kita usia awal MP-ASI (6-7 bulan) yg masih rentan sistem cernanya. 
[1] Ibu menyusui memperhatikan asupan menunya agar kaya zat besi dan vitamin C yg bermanfaat mempermudah penyerapan zat besi dari makanan. Contoh makanan kaya zat besi antara lain sayuran daun hijau gelap, tempe, daging. Semua jenis buah2an kaya vitamin C, a.l. jambu biji (bagian tenganya dilumatkan, boleh bersama ASI, disaring). 
[2] Memberikan bahan makanan mudah cerna kaya zat besi kpd bayi di masa awal MP-ASI, yakni tempe. Berbeda dari kedelai, protein tempe sudah tercerna menjadi asam2 amino mudah serap (semidigested food). Demikian pula dg kandungan zat besinya, lebih mudah diserap. Tempe mudah ditemukan di mana pun di Indonesia, termasuk di Papua.
Itu pendapat saya. Mana pun pilihan kita sbg orangtua, sepenuhnya ada di tangan kita masing2 …
-------------
Review Saya :
Tulisan ini pencerahan sekali yang bisa diterima logika awam sekalipun. Sebelum menemukan tulisan inipun saya tidak gegabah memulai MPASI bayi saya dengan olahan daging-dagingan. Prinsip saya mengenalkan buah - sayur - biji-bijian dan beralih mengenalkan olahan daging,setelah bayi berumur 10 - 11bln. Saya suka risih baca blog/status atau dengar cerita dari para bunda yang menyediakan bubur nasi lengkap dengan daging , kaldu dan 'sagala aya' kata orang sunda didalam piring mpasi bayinya, kemudian diblender. Duh, kebayang, betapa berat usus sang bayi mencerna itu semua.
Ternyata tempe - makanan yang murah meriah - bisa menjadi pengganti suply zat besi untuk bayi
.
 Selamat Mencoba :-) 

Salam,
Deby
Ibukerjadarirumah


Sunday, June 22, 2014

Panduan Memberikan MPASI berdasarkan WHO

MP-ASI yang baik adalah kaya energi, protein, mikronutrien, mudah dimakan anak, disukai anak, berasal dari bahan makanan lokal dan terjangkau, serta mudah disiapkan.
Banyaknya kasus kurang gizi di dunia, terutama kasus kurang protein, zat besi dan vitamin A; telah mendorong WHO sebagai badan kesehatan dunia untuk memperbaharui beberapa prinsip penting di tahun 2010 untuk panduan pemberian makan bagi bayi dan anak, yang dikenal dengan prinsip AFATVAH :
Age : MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan berdasarkan kesiapan pencernaan bayi.
Resiko pemberian mp-asi dini sebelum usia 6 bulan silahkan diliat dipostingan berikut.
Namun pemberian mp-asi telat bulan dapat menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi, sehingga mengalami defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang terlambat.
Frequency : frekuensi pemberian makan.
- Di awal mp-asi diberikan 1-2 kali;
- seterusnya usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan sehari ditambah 1-2 x cemilan;
- Usia 9-12 bulan 3 x makan dan 2x cemilan.
Amount : banyaknya pemberian makanan.
- Di awal mp-asi berikan sebanyak 2-3 sdm dewasa per porsi makan;
- Usia 6-9 bulan bertahap mulai dari 3 sdm dewasa hingga 125 ml per porsi makan;
- Usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan.

Texture : tekstur makanan
Berdasarkan panduan WHO terbaru ini bayi langsung diberi puree/bubur halus (lembut) tapi semi kental. Patokan kekentalan dilihat dari makanan yang tidak langsung tumpah ketika sendok dibalik. Kekentalan berbanding lurus dengan banyaknya asupan kalori dan nutrisi.
Setelah mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental berupa bubur saring yang lebih bertekstur daripada bubur halus/lembut.
Mulai usia 9 bulan sudah bisa makanan yang dicincang halus, tidak keras dan mudah dijumput oleh anak.
Diharapkan mulai usia 1 tahun anak sudah bisa makan makanan keluarga.

Variety : variasi keberagaman makanan.
Variasi makanan diberikan sejak awal pemberian mp-asi terdiri dari karbohidrat, protein nabati (kacang-kacangan), protein hewani, sayuran dan buah, serta sumber lemak tambahan. Keberagaman makanan diperlukan untuk keseimbangan antara masukan dan kebutuhan gizi karena tidak ada 1 jenis makanan yang memiliki semua unsur gizi yang dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi jenis makanan lainnya, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Untuk perkenalan awal mp-asi, paling lama 2 minggu pertama disarankan dikenalkan bubur dan pure buah tunggal (dari satu jenis bahan) dengan frekuensi makan 1-2 kali sehari. Masa pengenalan ini digunakan untuk pengenalan variasi sumber karbohidrat, sayuran dan buah.
Paling telat minggu ketiga sudah harus dikenalkan aneka protein, baik protein hewani maupun protein nabati, dan sumber lemak tambahan dalam bentuk bubur halus/saring yang diberikan bersama dengan karbohidrat dan sayuran dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari dan mulai dikenalkan 1 kali cemilan/makanan selingan.
Prinsip variasi keberagaman ini menjadi dasar atau panduan menyusun menu harian, untuk mudahnya mari kita sebut sebagai panduan 4 bintang yang harus memenuhi tiga fungsi makanan (disebut juga sebagai tri guna makanan : zat tenaga, zat pembentuk dan zat pengatur).
Selalu sertakan 1 bahan makanan dari setiap kelompok jenis makanan (kelompok bintang) dalam menu harian MP-ASI dan makanan keluarga yang terdiri dari :
* Sumber hewani sebagai sumber pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi (memenuhi fungsi zat pembentuk)
** Sumber karbohidrat dikenal sebagai makanan pokok sumber penghasil energi (memenuhi fungsi zat tenaga)
*** Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati dan mineral zat besi (memenuhi fungsi zat pengatur)
**** Sumber vitamin A dari sayuran dan buah (memenuhi fungsi zat pengatur)
Lengkapi dengan unsur penunjang yaitu sumber lemak tambahan untuk menambah kalori.
Terkait dengan keberagaman bahan makanan, jika orang tua memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu, ada baiknya melakukan “tunggu 2-3 hari” saat mengenalkan makanan baru pada bayi, khususnya makanan pemicu alergi pada orangtuanya. Jika tidak ada riwayat alergi dalam keluarga, disarankan memberikan variasi makanan setiap harinya agar anak mendapatkan variasi nutrisi sejak awal pemberian mp-asi.
Makanan pemicu alergi pada umumnya : telur, ikan laut, kacang-kacangan, beberapa buah-buahan golongan berry, tomat, jeruk dan jambu biji.
Active/responsive : saat memberi makan, respon anak dengan senyum, jaga kontak mata, kata-kata positif yang menyemangati. Beri makanan lunak yang bisa dipegang untuk merangsang anak aktif makan sendiri.
Hygiene : menyiapkan dan memasak makanan secara higienis. Pastikan makanan bebas patogen, tidak mengandung racun/bahan kimia berbahaya, cuci bersih, masak dan simpan dengan baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan.
Referensi Tulisan berdasarkan : 
Departemen Kesehatan. Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Modul Kelas Edukasi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), AIMI.
UNICEF, Booklet Pesan Utama Pemberian Makanan Bayi dan Balita, Paket Konseling, AIMI 2012
UNICEF, Materi Peserta, Modul Pemberian Makan Bayi dan Balita dan Pendamping ASI, AIMI 2012

Copy right by :
~DS
 

Blogroll